Kali ini Saya akan Share Materi PAI (Pendidikan Agama Islam) tentang pengertian iman kepada Rasul dan Kitab - Kitab Allah S.W.T kalau gitu langsung saja ke pembahasannya...
Pengertian
Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
Menurut
bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu أَمَنَ- يُؤْمِنُ- إِيْمَان artinya “membenarkan”. Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan / amal, seluruh ajaran
dan perintah Allah SWT dalam kehidupan sehari hari.
Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan
kepada para Rasul untuk diajarkan kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman
hidup.Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab itu agar digunakan sebagai pedoman
hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup yang benar dan
diridhai-Nya. Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai
dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan
kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan
kepada umat manusia.
C. Suhuf
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan
adanya Suhuf atau Sahifah (halaman), yang berjumlah seratus Sahifah. Suhuf
adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi atau rasul-Nya yang
berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam menjalankan
agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya,
masing-masing dengan rincian sebagai berikut:
- 60 Sahifah
kepada nabi Syits a.s.
- 30 Sahifah
kepada nabi Ibrahim a.s.
- 10 Sahifah
kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah
swt.:
إِنَّ هَذَا لَفِى الصُّحُفِ اْلأُوْلَى
صُحُفِ إِبْرَهِيْمَ وَمُسَ
Artinya: “Sesungguhnya
ini semua benar-benar terdapat di dalam suhuf yang pertama(yaitu) suhuf-suhuf
Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.”(Qs.al-a’la: 18-19).
- Suhuf
apabila dikumpulkan menjadi satu kesatuan disebut Mushaf ( Kitab )
Beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam
wajib percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah
diturunkan Allah SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar. Firman Allah swt.:
….ياَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ
نَزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
Artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah kamu sekalian beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya.”(Qs.An-Nisa’:136)
Firman Allah
swt.:
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu
al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang, niscaya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan
satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu. Maka berlomba-lombalah bebuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya….(al-Maidah :48)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi
peraturan, ketentuan, perintah dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat
manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt. diturunkan pada masa yang berlainan,
namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau
ajaran tentang keesaan Allah swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang
disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
Di antara
kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat
diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi kaum
Bani Israil.
Firman Allah
swt:
…….إِنَّا أَنْزَلْنَا الَّتوْرَاةَ فِيْهَا هُدًى
وَّنُوْرٌة
Artinya: “Sesungguhnya
Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada )petunjuk dan cahaya(yang
menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum
syariat sudah tidak ada lagi. Yang beredar di kalangan orang-orang Yahudi saat
ini bukanlah Taurat asli, melainkan palsu. Sebab, mereka telah melakukan
perubahan-perubahan isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat bahwa taurat
yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang beredar saat sekarang lebih tepat
dikatakan sebagai karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa
yang berbeda.
Allah
berfirman:
……مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ
اْلكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
Artinya: “Yaitu
orang-orang Yahudi mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.”(Qs.
An-Nisa’46).
2. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa
a.s. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata
yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakannya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman
akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil
pikiran manusia bukan wahyu Allah . Misalnya Kitab Injil matius, Injil lukas
dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut banyak terdapat perbedaan dan bahkan
bertentangan. Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa
a.s. dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan
pendapat orang-orang harawi (pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang
dinamakan Injil Bernabas, oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid.
Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh orang-orang Kristen (Nasrani). Dengan
demikian, yang wajib dipercayai oleh umat islam hanyalah Injil yang diturunkan
Allah SWT.kepada nabi isa a.s.
Firman Allah
swt.:
….وَأَتَيْنَهُ اْلإِنْجِيْلَ فِيْهِ هُدَى وَّنُوْرٌ
Artinya: “Dan
Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi)”…(al-Maidah 46)
3. Kitab Zabur
Kitab zabur
diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud a.s. Nabi Daud hanya diperintahkan oleh
Allah SWT untuk mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab Zabur
berisi tentang zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat syariat.
Firman Allah
swt.:
…..وَاَتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوْرًا
Artinya: “Dan
kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw.
Melalui malaikat Jibril itu tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur,
yang waktu turunnya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144
surat, 6666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Quran disebut
Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada
malam 17 Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad sedang
berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah
atau utusan Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat.
Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut
turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah di padang ‘Arafah ketika
beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan), karena beberapa hari
sesudah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran diwahyukan
kepada Nabi Muhammad saw. Sebahagian isinya menghapus sebahagian syari’at yang
tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai
dengan hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Quran merupakan
kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa , berlaku bagi semua umat
manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam
menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh
karena itu,sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman
Allah:
….وَاَنْزَلْنَا اِلَيْكَ اْلكِتَبَ بِالْحَقِّ
مُصَدِّقَا لِّمَابَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
Artinya: “Dan
Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)
Firman Allah
swt.:
ذَلِكَ الْكِتَبُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى
لِلْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Kitab
(al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)
Isi pokok
kandungan al-Quran adalah:
1. aqidah
atau keimanan
2. Ibadah
baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah
3. Akhlak
seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya
4. Mu’amalah
yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia
5. Wa’ad dan
wa’id
6. Kisah
kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar
7. Ilmu
pengetahuan.
F. Keistimewaankitab suci al-Quran dibanding dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
1.
Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin keasliannya.
Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya
oleh Allah swt. sampai akhir zaman.
firman Allah
swt.:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّالَهُ
لَحَفِضُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya
kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.”(al-hijr:9)
2. Al-Quran
memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna. Isi al-Quran mencakup
segala aspek kehidupan manusia.
3. Al-Quran
tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin
menyimpangkannya karena Allah swt. yang selalu memeliharanya.Allah swt.
Berfirman:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى
أَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هَذَا اْلقُرْأَنَ لاَ يَْأتُوْنَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ
كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا
Artinya: “Katakanlah,
sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran
ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia. Sekalipun
sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”(
Qs.al-Isra’88)
4. Al-quran
isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk
seluruh umat manusia.
5. Membaca
dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. Masih banyak keistimewaan al-Quran
dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena
itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita harus berusaha mempelajari dan
mengkaji al-Quran dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai
keuntungan untuk hidup di dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca
saja sudah merupakan ibadah kepada Allah apalagi jika kita dapat memahami dan
mengamalkannya.
Sabda
Rasulullah saw.:
(عَلَيْكَ بِتِلاَوَةِ اْلقُرْأَنَ فَإِنَّهُ نُوْرٌ لَّكَ فِى اْلأَرْضِ وَذُخْرُ
لَكَ فِى السَّمَاءِ (رواه ابن ماجه
Artinya: “atas
engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”(HR.
Ibn Majah)
Dengan membaca
dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam
al-Quran,akan:
- -
Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya
dengan penyakit jasmani.
- -
Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya
dan meninggalkan segala larang-Nya.
- -
Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan
dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan
demikian, selaku seorang muslim haruslah kita:
- -
Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan
berpedoman dengan yang lainnya,
- -
Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan menjunjung tinggi kitab
suci al-Quran.
- -
Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala suka maupun
duka.
- -
berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya
- -
berusaha untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
- Mempertebal
keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang
tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka
kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.
- Memperkuat
keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini
kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan
ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.
- Menambah
ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi
tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok
ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas
wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
- Menanamkan
sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada
kitab-kitab Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai
orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan
hadits.
Iman kepada Rasul
Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh
setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan
sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah
swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia
agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
Menurut Imam
Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru
untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah
swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai
contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah
nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau
membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
Berdasarkan hadis di
atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang
diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada
25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka inilah
yang wajib kita ketahui, yaitu:
1. Adam As 6. Ibrahim As 11. Yusuf As 16. ZulkiFli As 21.
Yunus As
2. Idris As 7. Luth As 12. Ayub As 17.
Daud As 22.
Zakaria As
3. Nuh As 8. Ismail As 13. Syu’aib As 18. Sulaiman As 23. Yahya As
4. Hud
As 9. Ishaq
As 14. Musa As 19. Ilyas
As 24. Isa As
5. Sholeh As 10. Yaqub
As 15. Harun As 20.
Ilyasa As 25.Muhammad Saw
Tugas pokok para
rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah swt. kepada
umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan
tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat
tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu
berupa mukjizat.
Mukjizat ialah suatu
keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi atau rasul atas izin
Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulannya, dan sebagai
senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau menerima
ajaran yang dibawakannya.
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan
keyakinan kepada umat manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2. Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana
cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah
dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau
direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan
sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah
dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.
3. Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan
bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut
perintah Allah swt.
4. Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana
cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat
dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan
sebagainya.
5. Menyampaikan kepada umatnya tentang
berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt.
6. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di
antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa
mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar
biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat
zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq
lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang
tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8)
Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya sebagai berikut:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م : إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
(رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad bin Hanbal)
Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya sebagai berikut:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م : إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
(رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad bin Hanbal)
Seluruh
rasul mempunyai sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat-sifat
tercela. Sifat-sifat terpuyji yang harus dimiliki rasul disebut sifat wajib
rasul, sedangkan sifat-sifat tercela yang tidak mungkin ada pada diri rasul
disebut sifat mustahil para rasul.
Sifat wajib
ada 4 antara lain :
- Sidiq
: berkata benar
- Amanah
: dapat dipercaya
- Tabligh
: menyampaikan
- Fathonah
: cerdik,pandai
Sedang sifat
mustahil bagi rasul yaitu :
- Kizib
: berkata bohong
- Khianah
: tidak dapat dipercaya
- Kitman
: menyembunyikan
- Baladah
: bodoh
Rasul ulul
azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa
dalam menyampaikan risalah kepada umatnya.
Diantara 25
nabi dan rasul, ada rasul yang di beri gelar ulul azmi, yaitu :
- Nabi
Nuh As 4. Nabi Isa As
- Nabi
Ibrahim As 5. Nabi Muhammad
S.A.W
- Nabi
Musa As
- Bertambah
iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul benar-benar manusia
pilihan Allah
- Mau
mengamalkan apa yang disampaikan para rasul
- Mempercayai
tigas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya
- Lebih
mencintai dan menghormati rasul atas perjuangannya
- Memperoleh
teladan yang baik untuk menjalani hidup
Sekian & Terimakasih Semoga Iman kita terhadap Allah S.W.T dapat meningkat Aminn...
thanks info semoga bermanfaat yah :)
ReplyDeleteThanks infonya💕❤
ReplyDeleteThanks infonya💕❤
ReplyDelete