Rayuan Meranituioumsn
California 29 Juni 2001, ditengah musim
panas yang lekat dengan kemarau berkepanjangan. Dia kendarai Chevrolet Impala
1967 nya melewati pantai barat San Fransisco terus menembus Los Angels. Ratusan
kilo ia lalui membuka linimasa dengan segepok uang seratusan dolar bersemayam
dalam koper coklat. Tidak pernah menyangka bahwa angin mulai membawanya pada sebuah
pengasingan yang entah sudah berapa lapis ruang dan dimensi ia lewati. Akhirnya
ia terbangun dari mata yang ia pejamkan tak sampai sedetik, saat terbangun ia
melihat remang-remang tulisan Meranituioumsn, “Sangat susah sekali diucapkan,
tapi aku seakan pernah menjumpai tulisan itu saat dahulu aku berlibur ke
beberapa negara Balkan.” Ia bergumam. Lalu dia lihat langitnya sangat bebeda
dari tempat yang dulu ia tinggali. Langitnya berwarna candramawa, hadir berbagai jenis
flora dan fauna dari yang biru ke merah lalu merah kekuning dan kuning ke
hijau, mungkin hamper mirip dari seperempat penggambaran surga itu seperti apa.
Memberanikan diri mulai berjalan mengitari
sekitar, lalu pandangannya tertuju ke pada bangunan bergaya viktoria yang terdapat
plang bertuliskan Jakku Hotel, Bar & Casino. Penasaran ia masuki bangunan
tersebut, dia duduk meja paling pojok sebelah utara dari pintu masuk. Disambutlah
dia dengan pramusaji, karena dia tidak meminum khmer dan ia takut dimarahi sama
Tuhannya jadilah ia lebih memilih temulawak. Terlihat begitu ramai tercium
aroma surgawi dari setiap sudut kolong-kolong meja, tapi ia tak melihat satu
pun pengunjung yang datang. Sampai akhirnya ia tersadar datang gadis yang
dibilang cantik ya biasa, anehnya pandangannya tak bias lepas dari sang gadis
itu. Gadis itu pun duduk tepat dihadapannya, dia bingung dan semakin bingung
saat gadis itu menanyakan Lontong Delivery. “Coba telephone 14045. Disitu
lontongnya bagus-bagus bersih lagi dan yang utama ramah dikantong” dia jawab
secara gemetar. “Kalo mas jual ga ? saya butuh cepat, udah kadung diujung”
gadis itu kembali menanyakan. “Hah saya? Saya ga jual lontong ,tapi kalo emang
kepepet bisa ko”. Dia berfikir kenapa tidak mumpung sedang berada di Meranituioumsn
dimana kita kebalikan dari diri kita sebenarnya. Transaksi berjalan lancar,
hingga peramusaji tadi menghampiri dan berucap pelan “Selamat mas dapat jackpot”.
Bingung dengan hal itu, lalu ia bertanya kepada pramusaji itu “jackpot apaan
nih mas?”. Tak digurbis pertanyaan tadi sang pramusaji pun langsung pergi
ngeloyor begitu saja. “Biarlah jadi rahasia Tuhan dari pada aku tertelan sepi
di tempat asing ini.” Dia coba lupakan dan segera bergegas pergi meninggalkan
Jakku Hotel,Bar & Casino tempat yang tak seperti hotel kebanyakan lebih
tepatnya tempat sampah dimana dijadikannya tempat kongkow tikus kota, nyonya
tua kedinginan, serta cukong renta dan mungkin banyak kejanggalan yang terjadi
apabila ia berdiam diri disana terlalu lama.
Laju nya kesana singgahnya kesini, memang
kelihatan dia orang yang kurang presisi. Meranituioumsn dia melihatnya seperti
planet impian untuk para pengejar surga, walaupun dia baru mengunjungi satu
tempat tapi ia yakini itu adalah tempat yang cocok untuk mereka yang
mengejar-ngejar surga. Tak terasa perjalanan San Fransisco ke Los Angels
berlalu dengan cepat ia lewati, meskipun tanpa merasa kelelahan tapi dengan
rasa penuh kekhawatiran dan kebingungan berlalu. Sampai pada titik tertentu dia
terus memikirkan tentang Meranituioumsn
seakan dia pernah berada disana, terjebak dalam lingkar Meranituioumsn begitu
banyak ke naifan didalamnya, perkara sulit dipermudah, yang nyata memang
benar-benar ada dan begitu banyak orang yang toleran terhadap orang yang
intoleran, sehingga sama saja dengan mereka.
Post a Comment