Saturday, 1 December 2018

Cerpen Rayuan Meranituioumsn

Rayuan Meranituioumsn


Gambar terkait


    California 29 Juni 2001, ditengah musim panas yang lekat dengan kemarau berkepanjangan. Dia kendarai Chevrolet Impala 1967 nya melewati pantai barat San Fransisco terus menembus Los Angels. Ratusan kilo ia lalui membuka linimasa dengan segepok uang seratusan dolar bersemayam dalam koper coklat. Tidak pernah menyangka bahwa angin mulai membawanya pada sebuah pengasingan yang entah sudah berapa lapis ruang dan dimensi ia lewati. Akhirnya ia terbangun dari mata yang ia pejamkan tak sampai sedetik, saat terbangun ia melihat remang-remang tulisan Meranituioumsn, “Sangat susah sekali diucapkan, tapi aku seakan pernah menjumpai tulisan itu saat dahulu aku berlibur ke beberapa negara Balkan.” Ia bergumam. Lalu dia lihat langitnya sangat bebeda dari tempat yang dulu ia tinggali. Langitnya  berwarna candramawa, hadir berbagai jenis flora dan fauna dari yang biru ke merah lalu merah kekuning dan kuning ke hijau, mungkin hamper mirip dari seperempat penggambaran surga itu seperti apa.

    Memberanikan diri mulai berjalan mengitari sekitar, lalu pandangannya tertuju ke pada bangunan bergaya viktoria yang terdapat plang bertuliskan Jakku Hotel, Bar & Casino. Penasaran ia masuki bangunan tersebut, dia duduk meja paling pojok sebelah utara dari pintu masuk. Disambutlah dia dengan pramusaji, karena dia tidak meminum khmer dan ia takut dimarahi sama Tuhannya jadilah ia lebih memilih temulawak. Terlihat begitu ramai tercium aroma surgawi dari setiap sudut kolong-kolong meja, tapi ia tak melihat satu pun pengunjung yang datang. Sampai akhirnya ia tersadar datang gadis yang dibilang cantik ya biasa, anehnya pandangannya tak bias lepas dari sang gadis itu. Gadis itu pun duduk tepat dihadapannya, dia bingung dan semakin bingung saat gadis itu menanyakan Lontong Delivery. “Coba telephone 14045. Disitu lontongnya bagus-bagus bersih lagi dan yang utama ramah dikantong” dia jawab secara gemetar. “Kalo mas jual ga ? saya butuh cepat, udah kadung diujung” gadis itu kembali menanyakan. “Hah saya? Saya ga jual lontong ,tapi kalo emang kepepet bisa ko”. Dia berfikir kenapa tidak mumpung sedang berada di Meranituioumsn dimana kita kebalikan dari diri kita sebenarnya. Transaksi berjalan lancar, hingga peramusaji tadi menghampiri dan berucap pelan “Selamat mas dapat jackpot”. Bingung dengan hal itu, lalu ia bertanya kepada pramusaji itu “jackpot apaan nih mas?”. Tak digurbis pertanyaan tadi sang pramusaji pun langsung pergi ngeloyor begitu saja. “Biarlah jadi rahasia Tuhan dari pada aku tertelan sepi di tempat asing ini.” Dia coba lupakan dan segera bergegas pergi meninggalkan Jakku Hotel,Bar & Casino tempat yang tak seperti hotel kebanyakan lebih tepatnya tempat sampah dimana dijadikannya tempat kongkow tikus kota, nyonya tua kedinginan, serta cukong renta dan mungkin banyak kejanggalan yang terjadi apabila ia berdiam diri disana terlalu lama.

    Laju nya kesana singgahnya kesini, memang kelihatan dia orang yang kurang presisi. Meranituioumsn dia melihatnya seperti planet impian untuk para pengejar surga, walaupun dia baru mengunjungi satu tempat tapi ia yakini itu adalah tempat yang cocok untuk mereka yang mengejar-ngejar surga. Tak terasa perjalanan San Fransisco ke Los Angels berlalu dengan cepat ia lewati, meskipun tanpa merasa kelelahan tapi dengan rasa penuh kekhawatiran dan kebingungan berlalu. Sampai pada titik tertentu dia terus memikirkan tentang Meranituioumsn  seakan dia pernah berada disana, terjebak dalam lingkar Meranituioumsn begitu banyak ke naifan didalamnya, perkara sulit dipermudah, yang nyata memang benar-benar ada dan begitu banyak orang yang toleran terhadap orang yang intoleran, sehingga sama saja dengan mereka.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search